Saturday 4 May 2013

HIKMAH


Saat Di Hina

‘’ Ustaz, saya tidak melakukan satu kesalahan pun. Bahkan saya selalu merasa berbuat baik padanya. Namun, semuanya seperti debu yang tersapu angin, hilang dan tidak berbekas. Tragisnya lagi, kata-kata kotor dan merendahkan justru berhamburan dari lisannya! Saya dihina habis-habisan,” seorang jamaah mengeluh selepas halaqah dengan nada super kesal.
                Atas curhatan seorang jamaah ini, ada baiknya kita melihat kembali sejarah Rasulullah SAW yang pernah mendapati keadaan yang lebih buruk dari itu. Seperti dituturkan oleh Abu Bakar As-Shiddiq. Suatu ketika, sahabat terdekat Nabi ini termenung. Ia terus bertanya-tanya, amal saleh apa yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah, tetapi belum ia kerjakan.
                Maka, ia pun bertanya kepada anaknya, Aisyah, yang juga merupakan istri Nabi. “wahai anakku, apa kira-kira amal yang pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika masih hidup tapi belum pernah aku kerjakan?”, Aisyah menjawab, “Rasulullah selalu memberi makan kepada seorang Yahudi buta di pojok sudut pasar.” Tidak menunggu waktu lama, Abu Bakar pun menghampiri perempuan tersebut.
                Sambil mengeluarkan roti, Abu Bakar mendekati perempuan Yahudi itu. Benar, perempuan buta itu terus saja mengatakan hal buruk-buruk tentang Rasulullah. Ia menghina Rasulullah dan menyuruh orang-orang dipasar untuk tidak mengikuti ajakan Muhammad. Abu Bakar mendengar itu semua dengan gejolak hati tidak menentu.
                Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Rasulullah saat memberi makan perempuan buta itu. Padahal telinga beliau dibombardir kalimat-kalimat ejeken dan hinaan. Suapan pertama pun telah masuk. Tapi terkagetlah Abu Bakar. Sambil memuntahkan kembali suapannya, perempuan buta itu berkata ketus, “siapa kamu, kamu bukan orang yang biasa memberi aku makan.”
                Abu Bakar berkata, “Dari mana engkau tahu bahwa aku bukanlah orang yang biasa memberimu makan?” Perempuan itu menjawab, “Makanan yang engkau beri tidak kau haluskan lebih dulu, orang yang biasa memberiku makan selalu menghaluskan makanan lebih dulu karena ia tahu gigiku sudah tak sanggup lagi mengunyah makanan”.
                Tidak sabar dengan keadaan yang tak menentu di hatinya ini, Abu Bakar sambil terisak berujar, “Ketahuilah, orang yang biasa memberimu makan sudah wafat beberapa hari yang lalu dan aku adalah sahabatnya. Orang yang biasa memberimu makan adalah Muhammad, lelaki yang tiap hari selalu bersabar meski kau hina dan caci, sedangkan ia tak pernah berhenti menyuapkan makanan ke mulutmu.
                Perempuan Yahudi yang buta itu kaget bukan main. Dan , tak lama kemudian tangisannya pun pecah. Ia menyesal belum sempat minta maaf kepada orang yang sangat peduli dengannya. Padahal, tidak ada seorang keluarganya pun yang peduli.
                Subhanallah, saat hinaan dibalas dengan kesabaran, ternyata buahnya adalah ilmu, hikmah, dan hadiah yang luar biasa dari ALLAH SWT. Sebagaimana perempuan Yahudi yang kemudian bersyahadat ini, semoga saja dengan tetap bersabar akan terbersit pintu kebaikan dalam hidup kita. Amin 

No comments:

Post a Comment