Thursday 13 June 2013

Hikmah Part 4

8 Sikap Mengatasi Fitnah dan Tuduhan

       Mungkin diantara kita selama hidup pernah dituduh atau difitnah. Ada yang dituduh sebagai pembohong, egois, tidak punya perasaan, pengkhianat, pencuri, dituduh selingkuh, dikatakan zalim, munafik, sesat atau tuduhan-tuduhan lainnya. Padahal, termasuk zalim, menuduh dan menfitnah orang lain dengan sesuatu yang tidak dilakukannya.
      Jika Anda dituduh dan difitnah oleh seseorang, padahal Anda yakin tidak bersalah maka ada delapan sikap yang sebaiknya kita lakukan.
Pertama, hendaklah kita cek dan kita pelajari lagi jangan-jangan yang dituduhkan orang lain itu benar. Jika ternyata kita salah, jangan malu dan gengsi mengakui kesalahan dan mengikuti kebenaran. Meskipun cara orang yang menasehati kita kasar atau mungkin bermaksud tidak baik.
      Kedua, memperbaiki ucapan atau tindakan kita yang menjadi penyebab orang memfitnah kita. Misalnya, bendahara masjid dituduh mencuri uang kas disebabkan tidak transparannya laporan keuangan. Maka, hendaknya dibuat laporan yang rapi dan jelas.
Jika seseorang dituduh nakal karena bergaul dengan orang-orang ‘nakal’, selektiflah dalam memilih sahabat.
      Ketiga, ingatlah akan aib dan dosa kita. Syekh Salim Al Hilali berkata, “kalau Anda bersih dari kesalahan yang dituduhkan itu, tapi sejatinya Anda tidak selamat dari kesalahan-kesalahan lain karena sesungguhnya manusia itu memiliki banyak kesalahan. Kesalahanmu yang Allah tutupi dari manusia jumlahnya lebih banyak. Ingatlah akan nikmat Allah ini dimana Ia tidak perlihatkan kepada si penuduh kekurangan-kekuranganmu lainnya…”(Di kutip dari buku Ar Riyaa hal 68).
    Keempat, hendaklah kita merenung dan mengevaluasi kesalahan dan dosa-dosa kita. Baik yang berhubungan dengan muamalah antara manusia, maupun dosa-dosa antara kita dengan Allah. Tuduhan dan fitnahan bisa jadi merupakan teguran agar kita kembali dan bertobat kepada Allah.
    Kelima, jika kita sabar dan ikhlas, semoga tuduhan dan fitnahan ini dapat mengurangi/menghapus dosa, menambah pahala, dan meningkatkan derajat kita di sisiNya.
      Keenam, doakanlah si penuduh agar Allah memberi petunjuk. Jika memungkinkan, nasihatilah dia secara langsung maupun melalui sindiran agar dia bisa sadar dan bertobat. Maafkanlah dia, tapi kita boleh membalas untuk suatu kemaslahatan asalkan tidak melampaui batas. (Lihat surat Asy Syuura 40-43). Jika terpaksa, doakanlah keburukan untuk si zalim agar dia menjadi sadar dan bertobat.
      Ketujuh, shalat istikharah untuk meminta bimbingan Allah cara yang tepat mengklarifikasi atau membela diri. Meladeni dan membantah terkadang justru membuka pintu keburukan untuk kita. Bisa jadi, klarifikasi tanpa menyebutkan tentang tuduhan mengenai dirinya dan tanpa menyebutkan nama penuduh akan banyak memberikan manfaat untuk umat.
     Kedelapan. Yakinlah musibah tuduhan merupakan kebaikan untuk Anda. Si penuduh yang merugi karena dia telah melakukan kejahatan dan berhak memperoleh azabNya. Semoga kita menjadi orang yang takut kepada Allah dengan tidak mudah menuduh orang lain tanpa bukti dan dapat menyikapi dengan bijaksana saat mendapat fitnah.

Oleh Fariq Gasim Anuz 

Tuesday 4 June 2013

Hikmah Part 3

Tiga Penghancur Manusia
              Ada tiga penghancur paling ampuh yang membuat manusia tak berdaya dan membuatnya tersungkur dalam kehinaan, baik di dunia, maupun di akhirat, di sisi Allah. Ketiga hal itu adalah harta, tahta dan wanita. Rasulullah senantiasa mengingatkan dan mewasiatkan kepada umatnya agar senantiasa mawas diri terhadap godaan menggiurkan tiga penghancur sendi-sendi iman itu.
                Dalam sebuah sabda.a mengenai keharusan kita waspada terhadap pesona dunia dan goda rayu wanita, beliau berujar, “Hati-hatilah kalian dari pesona dunia dan hati-hatilah dari goda rayu wanita.”(HR Ad-Dailami). Dalam sabdanya yang lain beliau berujar, “janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan wanita (bukan mahram) karena sesungguhnya setan akan menjadi orang yang ketiga.”(HR Thabrani).
                Rasulullah mewasiatkan umatnya tidak kemaruk dunia dan hendaklah berlaku zuhud terhadapnya. Jangan tamak, jangan rakus. Sebab, kecintaan pada dunia tidak akan ada batasnya. Manusia tamak dan rakus dunia tidak akan pernah mencapai puncak bahagia karena dia terus memburunya dengan rohani yang terengah-engah.
                Rasulullah bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah pasti akan mencintaimu dan zuhudlah (tidak berkeinginan) pada apa yang ada di tangan manusia, pasti manusia mencintaimu.”(HR Ibnu Majah). Semakin banyak manusia yang mencintai dunia adalah gambaran bahwa kiamat telah semakin dekat. Dan, manusia semakin jauh dari Allah.
                Mereka berlomba membidik dunia, namun semakin menjaga jarak dari Allah. Rasulullah bersabda, “Hari kiamat semakin dekat. Dan tidaklah manusia kecuali semakin tamak pada dunia dan kepada Allah semakin jauh.”(HR Hakim). Dunia itu indah dan sedap, namun beracun sehingga banyak manusia yang tertipu oleh cita rasanya.
                Mereka yang tak memiliki filter rohani yang baik akan semakin terangsang untuk senantiasa menikmatinya. Hingga akhirnya dia tersedak dunia. Daya tahan rohaninya menjadi lumpuh dan tumpul. Kepekaan batinnya lemah.
                Sesungguhnya, dinar dan dirham ini telah membinasakan orang-orang yang datang sebelum kalian, dia juga yang akan membinasakan kalian.(HR Thabrani dan Baihaqi). Demikian sabda Sang Nabi. Kekuasaan juga sering kali menjadikan manusia terpuruk, tatkala kekuasaan dan takhta itu dianggap sebagai kesempatan untuk berbangga diri, untuk memperkaya diri dan untuk dinikmati.
                Padahal, kekuasaan hendaknya diperlakukan sebagai amanah yang tidak ada khianat didalamnya. Mereka yang di anggap lembek dan lemah untuk memegang amanah ini jangan coba-coba masuk kedalamnya sebab dia akan terjungkal dan akan merana.
                Rasulullah pernah memperingati sahabat utama Abu Dzar dengan berkata, “wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah dan sesungguhnya dia (kekuasaan itu) adalah amanah dan pada hari kiamat akan menjadi siksa dan sesal kecuali yang mengambil sesuai haknya dan melaksanakan apa seharusnya dilaksanakan.”(HR Muslim).
                Kesungguhan dalam menjalani kekuasaan inilah yang oleh Rasulullah tuntut dari umatnya yang diberi amanah kekuasaan.
 Oleh Samson Rahman

Mejor Amigo

 This is a photo of our autistic :D, and U can see who is the most autistic among us, ahahaha.























 Her name Itha Sari Wulandary, we call her "Mbull", because she was fat, hmmm not fat, but CHUBBY, "before her ramp",  :D. she is very sensitive, if there is a sad thing happened between us, she was the first to cry, so whiny..... :* but we always   LOVEE YOUU SO MUUCHHH :*






 And she is Siti Badriyah. we call her "IBETH". why ibeth?? i don't know. :D, she is the most compilcated among us,(fuzzyyyyyy), and she is very sensitive too and quickly cranky,ahhaha, but not long afterwards she would laugh again after we tease her, its so funny when you look at her face..ahhahahah
however there is no grudge between us, n still we always LOVEE YOUU SO MUUCHHH :*
 and the last one, she is Angelina Susanti. we call her "MAMIH", because she is older than us :D, this fact mamih, U dont angry... :D. and the most autistic is Angelina Susanti, U must accept this reality Mamih, ahhahahaha :* she is better keep quiet, because if she did not keep quiet, she's like a stew..:D :D
but we always LOVEE YOUU SO MUUCHHH :*







I hope We Always Together Forever ,, Love You All :* :* :*